Mengutip catatan Sri Janji, S.Pd. seorang Penilik yang bertugas di kantor Korwilcam Biddik Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, ia menyebutkan sedikitnya ada 5 hal yang harus dimiliki oleh seorang Penilik supaya disukai oleh para GTK binaannya. Kelima hal itu adalah:
1. Ceria dan Bijaksana
Tampilkan selalu wajah keceriaan pada saat menjalankan tugas, sebab aura keceriaan lebih mudah diterima oleh setiap orang yang ditemuinya. Suasana menjadi tidak tegang dan GTK menjadi tidak tertekan, bahkan bisa jadi mereka menjadi antusias bahkan bisa menjadi aktif karena tidak takut dan lebih enjoy. Selain itu, penilik yang baik juga harus bijaksana dalam pembinaan. Harus tahu tingkat pemahaman dan kemampuan setiap binaanya. Sebab, setiap GTK yang kita bina punya kemampuan yang berbeda‐beda, sehingga kita pun harus memberikan metode pembinaan atau pembimbingan yang paling mudah dipahami.
Sebaiknya, kita tidak membeda‐bedakan antara GTK satu dengan yang lainnya, karena semuanya berhak untuk menjadi pintar dan mendapatkan bimbingan yang sama. Jadi, temani dan bimbing para GTK dengan baik, telaten, berikan kenangan bahwa belajar bersama Penilik itu adalah hal yang menyenangkan dan penuh keceriaan. Jangan terbebani dan jangan dibuat susah karena semua dapat dipelajari dengan kemauan yang kuat dan penuh keyakinan.
2. Tampil Prima dan Bersahaja
Penilik yang baik adalah yang tampil prima di depan para binaannya. Prima yang dimaksud adalah prima secara fisik dan penguasaan materi. Prima fisik berarti secara penampilan dan dandanan yang rapi dan harus senantiasa bersemangat. Prima pengusaaan materi artinya ia benar‐benar paham tentang apa yang akan disampaikan pada pembinaan dan atau pembimbingan, sehingga apabila ada kendala yang dihadapi oleh GTK Penilik bisa membantunya.
Selain itu Penilik yang baik juga meneladankan sifat yang bersahaja pada binaanya. Ia tidak membiasakan diri dengan sifat yang buruk, sebab bagaimana pun tingkah laku penilik menjadi public figure bagi para GTK binaan, baik itu di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat. Tingkah laku penilik yang bersahaja ini akan menjadi contoh yang efektif daripada nasihat‐nasihat pada saat pembinaan. Jadi, kita harus memastikan untuk memberikan contoh atau teladan yang baik, agar para GTK binaan juga melakukan hal yang sama.
3. Rendah Hati dan Sabar
Penilik yang baik juga harus memiliki sifat rendah hati, tidak merasa sombong, dan juga tidak takabur dengan segala ilmu, pengalaman, dan jabatan yang disandangnya. Hal itu karena belum tentu Penilik lebih pintar dari binaanya, sebab di zaman serba maju ini, ilmu bisa datang dari mana saja, dan Penilik hanya sebagai fasilitator.
Oleh karena itu kendalikan diri untuk tidak merasa menjadi yang paling benar, Penilik juga manusia yang tidak luput dari salah dan kekeliruan. Terima, akui, dan perbaiki jika pernah melakukan kesalahan, baik dalam pembinaan atau pembimbingan maupun tingkah laku.
Selain itu Penilik harus memiliki sifat sabar. Apabila ada GTK binaannya yang kurang mengerti, maka harus didampingi dan diajari sampai mengerti. Bila perlu ada perlakuan khusus untuk beberapa GTK yang tertinggal. Selanjutnya, sikap sabar juga diterapkan pada saat GTK binaan melakukan kesalahan atau kekeliruan. Gunakan pendekatan yang baik agar mau berubah dan melakukan perbaikan.
4. Kreatif dan Inovatif
Bila kita menuntut GTK menjadi kreatif dan inovatif, penilik harus memberikan contoh atau melakukannya terlebih dahulu. Sampaikan materi pembinaan dan atau pembimbingan dengan menarik dan inovatif, dan menyenangkan. Terkadang cara seperti ini mampu membuat GTK menjadi antusias terhadap materi yang kita sampaikan. Meskipun kadang tidak selalu berjalan mulus, setidaknya kita pernah mencoba. Hal‐hal inovatif tersebut hanya bisa dilakukan dengan menjadi Penilik yang kreatif. Caranya dengan banyak membaca dan mencari informasi tentang belajar dan mengajar bisa melalui akses internet atau mengikuti workshop atau seminar. Melalui kegiatan tersebut, kita bisa mendapatkan metode, trik, kiat‐kiat untuk menjadi Penilik yang kreatif. Setelah itu kita praktikkan dan modifikasikan sesuai dengan kondisi di lapangan.
5. Menanamkan Niat untuk Mengabdi dan Berbakti
Seperti yang sudah kita ketahui, guru adalah sebuah profesi jasmani dan rohani. Di samping mengajar untuk mencerdaskan anak didik, juga mengajar untuk bekal akhirat. Itulah sebabnya penting untuk kita tanamkan kepada para guru binaan untuk menanamkan niat yang tulus dalam mengajar. Jangan diberatkan dengan keinginan materi yang berlebihan, sebab bagaimana pun tugas pokok guru adalah menyampaikan ilmu. Terlepas dari besar kecilnya upah yang diterima, itu adalah rezeki yang patut disyukuri. Kesadaran tersebut akan membuat para GTK untuk niat mengabdi dan berbakti, mencurahkan segala yang dimiliki di jalur pendidikan untuk generasi bangsa ke depan. Kalau pahlawan saja bisa ikhlas berjuang bertaruh nyawa, kenapa kita tidak?
Sebenarnya ada banyak cara menjadi Penilik yang baik, menyenangkan, dan dirindukan, tetapi dasarnya ada pada poin‐poin di atas. Jika seorang Penilik mau senantiasa belajar dan memahami GTK binaanya, secara tidak langsung dia akan menjadi Penilik yang baik. Jika kita sudah menjadi Penilik yang baik, secara otomatis kita juga menjadi Penilik yang menyenangkan dan dirindukan. Seperti sebuah pepatah Jawa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yang berbunyi: Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa. Tut Wuri Handayani (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan).
Penilik mempunyai tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan pemantuan, penilaian, serta bimbingan terhadap penyelenggaraan pendidikan nonformal serta mengembangkan lembaganya agar semakin baik dan dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Penilik Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan teknologi guna meningkatkan kompetensi Penilik. Penilik Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat serta profesi Penilik dan wajib menjunjung tinggi disiplin serta menjaga nama baik organisasi.
0 comments:
Posting Komentar