Sudah jamak terjadi bahwa keberadaan seorang Penilik sering kali menimbulkan rasa canggung pada diri seorang guru dan kepala lembaga (GTK). Mungkin itu diawali dari stereotip bahwa seorang Penilik tugasnya mengawasi dan menilai kinerja GTK, sehingga tiap kedatangannya selalu membuat mereka tegang, seolah-olah akan ‘menguliti’ mereka hidup-hidup.

Oleh karena itu dalam hal ini seorang Penilik perlu memberikan pemahaman serta melakukan perubahan sikap terhadap mereka supaya stereotip tadi hilang. Supaya dengan hilangnya stereotip itu akan menjadikan kehadiran Penilik sebuah kehadiran yang dinantikan bahkan dirindukan. Seperti apa caranya?


1. Jangan Menjaga Jarak

Hal ini bisa terjadi jika di antara Penilik dan GTK terjadi suasana pertemanan yang akrab. Teman itu saling menghargai walaupun kadang suka saling mengejek. Teman itu saling mengerti walaupun kadang kelihatan egois, saling memahami walau kadang ingin menang sendiri. Begitu asyiknya kita berteman sampai kadang lupa waktu. Kita selalu menikmati waktu bersama, mengobrol ngalor-ngidul tanpa peduli waktu.

Jalinan pertemanan antara Penilik dengan GTK pun sangat bisa dilakukan. Itu terjadi karena Penilik dan GTK memiliki pengalaman dan pengetahuan yang agak berbeda walaupun harus kita sampaikan di akhir pesan. Setarakan kedudukan kita dengan mereka, tidak lebih tinggi atau tidak juga  merendahkan  diri.

2. Harus Fleksibel

Penilik harus fleksibel, tidak boleh ‘kaku’. Jadikan diri kita sebagai teman curhat mereka dalam menghadapi permasalahan yang ada di lembaga. Biarkan mereka mencurahkan isi hatinya menurut bahasa dan logat mereka. Usahakan mereka dapat sebebas-bebasnya mencurahkan isi hati dan permasalahannya. Beri kesempatan ruang berfikirnya Untuk bereksplorasi sesuai dengan pengetahuanya. Setiap orang butuh aktualisasi diri untuk menuangkan potensi‐potensinya ke dalam dunia mereka berpijakBerikan senyuman hangat

3. Murah Senyum
Senyum merupakan simbol keramahan seseorang. Tidak ada orang yang tidak suka jika lawan bicaranya murah senyum. Senyum akan menjadikan lawan bicara menjadi lebih nyaman bila hendak memulai perbincangan dan itu dapat menunjukkan keramahan kita pada orang lain. Bayangkan andai wajah seorang Penilik selalu cemberut, pasti para GTK pun akan merasa tidak nyaman bahkan enggan untuk mengajak berbincang walau sekadar menyapa dengan salam. Andai pun sampai perbincangan terjadi pasti mereka akan merasa canggung bahkan cenderung lebih banyak diam.

4. Menjadi Pribadi yang Solutif
Sudah menjadi risiko seorang Penilik yang harus mendengar keluh kesah para GTK binaannya. Mereka sering mengutarakan segala perasaan yang sedang mereka alami, baik itu perasaan gembira juga kesedihan mereka. Seorang Penilik yang baik, pastinya selalu bersedia mendengarkan apapun luapan permasalahan mereka, curahan hati mereka, termasuk pula ‘omelan’ mereka. Selain mendengarkan Penilik juga harus dapat bisa memberi tanggapan atau solusi dari setiap permasalahan yang dikeluhkan pada mereka. Jika ini bisa terjadi maka keberadaan seorang Penilik sangat berarti bagi seorang GTK.

5. Mampu Menjaga Perasaan
Sudah menjadi adat, semakin banyak perbincangan dan interaksi dengan seseorang tentunya akan semakin berisiko terjadi perselisihan dalam ucapan maupun tindakan. Demikian pula antara Penilik dengan GTK, hal tersebut pun tak bisa dihindarkan. Oleh karena itu maka Penilik harus berhati-hati, baik saat berbicara maupun bertindak, jangan sampai menimbulkan perselisihan antara dirinya dengan para GTK. Perselisihan mungkin tidak sampai terjadi, namun rasa tidak nyaman sangat mungkin dialami. Oleh karena itu hati-hati menjaga perasaan adalah solusinya.

6. Memberikan Perhatian
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada orang-orang terkasih, saudara, atau sahabat, namun perlu juga diberikan kepada rekan kerja. Bagi seorang Penilik GTK adalah rekan kerja, maka sudah sepantasnya mendapatkan perhatian. Misal jika ada GTK yang sedang ada musibah maka perlu kita hibur dan kita support supaya kuat dalam menghadapinya. Jika ada GTK yang berselisih dengan sesamanya, maka kita menjadi penengah untuk mendamaikan. Jika ada GTK yang punya harapan maka kita dukung dengan doa dan nasihat terbaik, dan lain-lain. Itu perlu Penilik lakukan dalam rangka memberikan perhatian kepada mereka.

7. Membagi ilmu
Setiap ada program baru, tugas baru, hingga peraturan baru sering kali membuat para GTK merasa kebingungan. Tidak hanya itu, sesuatu yang sudah mereka kuasi pun sering kali membuat mereka ragu. Oleh karena itu sudah kewajiban Penilik untuk memberikan pemahaman dan ilmu supaya para GTK bisa melaksanakan apa yang belum diketahuinya itu dengan baik. Dalam memberikan pemahaman itu Penilik tidak boleh berkesan menggurui namun tetap dengan rendah hati memposisikan diri sebagai teman yang masih sama‐sama belajar.

0 comments:

Posting Komentar